Siapa tak kenal Warren Buffett? Orang terkaya sekaligus investor jempolan asal negeri Paman Sam ini terbilang investor jenius yang menciptakan pemikiran-pemikiran dalam memutar uang untuk menjadi investor tulen.
Salah satu kejeniusan pemikirannya adalah teori nilai yang diringkas menjadi kesadaran bahwa harga pasar harus lebih rendah dari nilai.
Siapa sangka dengan teorinya itu, seorang Buffett yang memulai investasi dengan US$ 3.700 pada tahun 1965 berhasil melipatgandakannya menjadi US$ 100 miliar di tahun 2006.
Hal ini disampaikan oleh Robert P. Miles seorang penulis sekaligus sahabat Warren Buffett dalam acara Danareksa Sekuritas Investor Gathering, the science of investing and the art of managing yang di paparkan oleh penulis Robert Miles, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Sudirman, Jakarta, Selasa (12/8/2008).
Menurut Miles, Buffett adalah sosok investor yang jenius yang memiliki teori value investing, yang selalu mengedepankan investasi dibawah nilai. Ia tidak takut masuk ke pasar pada saat nilai pasar sedang turun, namun ia akan mendapatkan keuntungan (gain) pada saat harga pasar naik.
“Ia juga tidak lupa selalu mengontrol emosinya,” kata Miles.
Miles menambahkan, Buffett seorang investor yang tidak hanya terpaku dengan harga pasar karena hal itu tidak benar-benar mewakili bisnis tertentu. Menurutnya, sosok Buffet selalu berprinsip bahwa market adalah pelayan kita bukan tuan bagi kita (investor).
Ia juga menambahkan, sosok Buffett adalah fenomena baru dalam dunia investasi sekarang ini, ia telah memadukan kemampuan berfikir, matematika dan keterampilan dirinya.
Perjalanan pertualangan memutar uangnya, berawal saat mendirikan sebuah perusahaan tekstil kecil, dan menyulapnya menjadi sebuah konglomerat dunia yang paling dihormati. Kisah hidupnya ini sering dinilai sebagai sebuah dongeng ajaib yang dipadukan dengan kejeniusan dan karakter.
Pria berusia 77 tahun ini telah menyandang sebagai orang terkaya, menggeser orang terkaya sebelumnya Bill Gates yang telah menyandangnya selama 8 tahun berturut-turut.
Dikatakan oleh Miles, bahwa Buffett orang yang mampu membedakan antara karakter dan reputasi, serta menggunakannya dalam berinvestasi.
Melalui bendera Berkshire Hathaway Inc, Buffett juga memiliki anak usaha bisnis yang beragam, mulai dari properti, asuransi dan reasuransi, perlengkapan dan energi, keuangan, manufaktur, hingga jasa dan ritel.
Salah satu anak usahanya yang menjadi satu dari empat perusahaan asuransi terbesar di AS, dan satu dari dua perusahaan reasuransi terbesar didunia adalah GEICO.
Buffett juga memiliki International Dairy Queen yang merupakan pemegang lisensi dan pelayanan di lebih dari 6.000 outlet yang menawarkan Dairy Treats and Food. Bahkan induk usaha (Berkshire Hathaway Inc) yang dimilikinya tersebut berhasil membukukan Compounded Annual Gain (1965-2007) sebesar 21,1% berbanding 10,3% yang dimiliki oleh indeks S&P 500 di AS.
Buffet sangat konsisten dengan portofolio investasinya, ia memiliki komposisi investasi 30% di asuransi, 10% di energi, dan 60% di manufaktur serta jasa dan ritel.
Ia juga pernah mengalami kegagalan, pernah merugi ketika berinvestasi pada sebuah maskapai yang membuatnya kehilangan uang hingga ratusan ribu bahkan jutaan dolar. Namun sebagai investor ulung Buffet tidak melihat itu sebagai aksi yang salah, namun ia memandangnya sebagai jalan yang berbeda.
Dan Buffet di tahun 2008 sukses menjadi orang terkaya versi majalah Forbes dengan harta US$ 62 miliar, sekaligus mengalahkan cadangan devisa Indonesia yang per akhir Juli hanya mencapai US$ 60,56 miliar.
Pria kelahiran Nebraska, 30 Agustus 1930 itu sukses mendepak sahabatnya, Bill Gates yang sudah bertahun-tahun menduduki tahta sebagai orang terkaya di dunia.